Catatanku
Selasa, 12 Juli 2016
Antara Saudara dan Persaudaraan
*"ANTARA SAUDARA DAN PERSAUDARAAN"*
🌴🌴🌴🌺🌺🌴🌴🌴
🍃Jika ada yang bertanya, adakah kaitan antara *saudara* dan *kebahagiaan*.
🍃jawabannya mungkin akan mengagetkan:
*tidak ada kaitannya*.
🍃Saudara tidak akan membuat kita bahagia. *Yang membuat kita bahagia* adalah persaudaraan.
🍃Saudara adalah orang-orang yang terhubung dengan kita karena pertalian darah, *berdimensi fisik.*
🍃Sementara persaudaraan adalah orang-orang yang terhubung dengan kita karena pertalian hati, *berdimensi spiritual.*
👉Jika menilik sejarah, banyak kejahatan yang dilakukan oleh saudara kepada saudaranya sendiri.
👉Kisah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia, antara *Qabil dan Habil*, dilakukan oleh saudara atas saudaranya sendiri.
👉Begitu pula dalam kisah konspirasi saudara-saudara Nabi Yusuf untuk melenyapkannya.
👉Jika dalam kasus Qabil dan Habil berlaku *kejahatan oleh saudara one-on-one*.
👉Dalam kisah Nabi Yusuf yang terjadi adalah *persekongkolan jahat berkelompok oleh sesama saudara lebih dari satu orang*.
👉Kisah-kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa saudara yang bertali secara darah *(fisik)* bisa menjadi musuh saat tidak ada pertalian hati *(spiritual).*
⭐⭐⭐⭐ *Ada 4 tipe manusia dalam konteks saudara dan persaudaraan* :
⭐1. Saudara yang menunjukkan persaudaraan.
*Inilah surga.*
⭐2. Bukan saudara namun menunjukkan persaudaraan.
*Ini adalah kebahagiaan (happiness)*
⭐3. Bukan saudara dan tidak menunjukkan persaudaraan.
*Ini disebut ketidakbahagiaan (unhappiness)*
⭐4. Saudara tapi tidak menunjukkan persaudaraan.
*Inilah neraka.*
🍁 _Jika ada orang yang bukan saudara dan dia tidak menunjukkan persaudaraan kepada kita, kita bisa dengan mudah menghindarinya._
🍁 _*Kita bisa memilih komunitas lain tanpa harus bertemu dengannya.*_
🍁 _Namun akan lebih berat bagi kita jika yang tidak menunjukkan persaudaraan itu adalah saudara kita sendiri._
🌿Disinilah kita perlu memaknai setiap kondisi yang kita hadapi agar tidak mengalihkan kita dari kebahagiaan.
🌿Kepada mereka yang tidak menunjukkan persaudaraan, kita bisa memaknainya sebagai cara Tuhan untuk menjadikan diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik.
🌿Hilangnya rasa persaudaraan dari saudara kita tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk merayakan setiap momentum dalam hidup kita.
🌿Lantas, apa yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa persaudaraan khususnya antara sesama saudara ?
✅ _Kata kuncinya adalah *connectedness*, rasa terhubung satu sama lain, rasa bahwa kita adalah satu tubuh kesatuan dalam persatuan._
✅Disaat ada bagian dari tubuh kita yang sakit, *maka seluruh tubuh akan merasakannya*.
✅Demikian pula sebaliknya, saat bagian tubuh yang sakit itu pulih, *seluruh tubuh merasakan kesegaran.*....
🌴🌴🌴
*CONNECTEDNESS (_rasa keterhubungan_ )* - dalam bentuk apapun, termasuk sosmed, WA -adalah salah satu upaya untuk menyatukan hati.
🔆 *Ada 2 ciri connectedness* :
🔅# Kita merasa senang jika saudara kita mendapatkan kebaikan, dan kita merasa sedih saat saudara kita mendapatkan keburukan.
*Inilah yang dianalogikan sebagai satu tubuh*.
🔅# Kita selalu berhubungan dengan saudara kita meski kita sedang tidak membutuhkannya, *silahturahmi*.
🌴🌺*Semoga bisa jadi inspirasi agar bisa menjadi saudara yg baik dan menjaga persaudaraan....* 🌺*SALAM PERSAUDARAAN*_👨👩👧👧👍
Minggu, 10 Juli 2016
FILOSOFI KETUPAT
FILOSOFI KETUPAT
Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa.
Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.
Arti Kata Ketupat.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat.
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
Laku Papat.
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.
Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.
Leburan.
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
FILOSOFI KUPAT - LEPET
KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur?
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).
LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
Betapa besar peran para wali songo dalam memperkenalkan agama Islam.
#smoga_manfaat
Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa.
Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.
Arti Kata Ketupat.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat.
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
Laku Papat.
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.
Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.
Leburan.
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
FILOSOFI KUPAT - LEPET
KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur?
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).
LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
Betapa besar peran para wali songo dalam memperkenalkan agama Islam.
#smoga_manfaat
Minggu, 03 Juli 2016
Sultan Syaifudin Alquthus Mengalahkan Pasukan Tartar (Mongol)
Ini terjadi pada 25 Ramadhan.... Semoga bisa menjadi ibroh pelajaran bagi kita semua...
*AKHIRNYA ISLAM RUNTUH*
Hanya dengan kekuatan 200.000 tentara dan berlangsung hanya dalam waktu 40 hari Kekhalifahan Abbasiyah yang bertahta selama 500 tahun dengan segala kebesarannya lenyap dari muka bumi.
Baghdad luluh lantak dihancurkan. 1,8 juta kaum muslimin di Baghdad disembelih dan kepalanya disusun menjadi gunung tengkorak. Tua, muda bahkan kanak-kanak. Laki-laki maupun perempuan, hingga janin di dalam kandungan semua dipenggal.
Khalifah dibantai beserta 50.000 tentara pengawalnya. Sejak pembantaian itu selama 3,5 tahun umat Islam hidup tanpa Khalifah. Tentara yang biadab memusnahkan ribuan perpustakaan yang memuat jutaan kitab-kitab, manuskrip-manuskrip sebagai khazanah peradaban di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam laut sehingga berwarna kehitaman. Siapa pelakunya?
Mereka yang bengis itu disebut Bani Qantura dengan ciri-ciri fisik bermuka lebar dan bermata kecil yang telah diisyaratkan kemunculannya oleh Nabi Muhammad saw. Kita mengenalnya sebagai bangsa Mongol atau Tartar yang kala itu dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan.
Ketika itu, seluruh negeri Islam yaitu Baghdad, Syria dan Asia Tengah sudah jatuh ke tangan tentara Mongol. Hanya tinggal tiga negeri Islam yang belum dimasuki yaitu Makkah, Madinah dan Mesir. Maka Hulagu Khan terus merangsek berupaya menaklukkan negeri yang lain.
Ambisi selanjutnya adalah menaklukan Mesir dan mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir, dimana pemimpin saat itu adalah Sultan Syaifuddin Muzaffar al Quthuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan yang isinya,
*“Dari Raja Raja Timur dan Barat, Khan Agung. Untuk Quthuz Mamluk, yang melarikan diri dari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang terjadi pada negara-negara lain dan tunduk kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukkan kerajaan yang luas dan telah memurnikan bumi dari gangguan yang tercemar itu. Kami telah menaklukkan daerah luas, membantai semua orang. Anda tidak dapat melarikan diri dari teror tentara kami. kemana Anda lari? Jalan apa yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami?*
*Kuda-kuda kami cepat, panah kami tajam, pedang kami seperti petir, hati kami sekeras gunung-gunung, tentara kami banyak seperti pasir. Benteng tidak akan mampu menahan kami, lengan Anda tidak dapat menghentikan laju kami. Doa-doa Anda kepada Allah tidak akan berguna untuk melawan kami. Kami tidak digerakkan oleh air mata atau disentuh oleh ratapan. Hanya orang-orang yang mohon perlindungan akan aman. Mempercepat balasan Anda sebelum perang api dinyalakan.*
*Menolak dan Anda akan menderita bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan masjid Anda dan mengungkapkan kelemahan Tuhanmu, dan kemudian kami akan membunuh anak-anak dan orang tua Anda bersama-sama. Saat ini Andalah satu-satunya musuh yang mesti kami hadapi.”*
Isi surat tersebut jelas-jelas melecehkan kedaulatan Islam, cuma ada dua opsi, menyerah atau berperang. Syaifuddin Quthuz tidak gentar sedikitpun, malah beliau dengan berani menempeleng delegasi Mongol itu dan membunuh mereka karena tertangkap tangan melakukan tindakan spionase. Dengan segera ia menggerakkan pasukannya dan memancing Mongol untuk bertempur di Ain jalut.
Kemudian Al Quthuz segera memobilisasi tentaranya maka terbentuklah pasukan berjumlah 20. 000 orang tentara dan bergerak menuju Ain Jalut di Palestina untuk menantang tentara Mongol. Bahkan istri sang sultan ikut berjuang dan memilih jalan jihad bersama kekasihnya.
Pada malamnya Quthuz dan pasukan Islam melakukan tahajud dan memohon dari Allah demi kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran esok hari. Malam itu adalah malam jum'at 25 Ramadhan, mereka menghabiskan malam mereka dengan tahajud dan doa serta menyerahkan diri kepada Allah. Semoga Allah menerima mereka sebagai hamba-Nya dan memberikan kemuliaan kemenangan atau syahid di medan pertempuran esok hari. Hari di mana mereka menebus semua kematian jutaan umat Islam di tangan Mongol. Hari dimana kekhalifahan Islam akan sirna selamanya jika Mongol berhasil mengalahkan mereka.
JUM’AT, 25 RAMADHAN 658 H
Sultan Quthuz berdiri gagah, ia hendak memotivasi seluruh tentara gabungan Mesir, Syam dan Turki, serta seluruh rakyat Mesir untuk bergerak menuju jihad di jalan Tuhan. Suaranya begitu lantang dan keras, membuat jiwa bergetar, dan mengalirkan air mata, kata-katanya terdengar nyaring, menyerukan jihad paling menentukan dalam sejarah.
*“Jika Mongol memiliki kuda, panah, tameng, dan manjanik. Maka kita punya yang tak terkalahkan oleh apapun, kita punya Allaaaaah,,,,,Azza wa Jalla.”*
Suara takbir bergemuruh, semangat pasukan terbakar, dan rakyat berjanji akan bertempur bersama sultan mati-matian, hingga darah penghabisan.
Bertemulah Kedua kekuatan tersebut di Medan perang Ain jalut, Pasukan Mamluk dengan mengandalkan pasukan kavaleri sebagai kekuatan utama di pimpin oleh Jendral Baibars dengan Sultan Quthuz mengamati dari dataran tinggi sementara Pasukan Mongol dipimpin langsung oleh jendral tangan kanan dan kepercayaan Hulagu Khan, Qitbuka Noyan.
Baibars yang memiliki jumlah pasukan kaveleri yang lebih sedikit menggunakan taktik "hit and run" dalam melawan pasukan Mongol hingga terjadi pertempuran selama berjam-jam sampai pada akhirnya pasukan Mongol jatuh ketengah-tengah perangkap pasukan Mamluk.
Melihat lawannya sudah masuk kedalam perangkap, pasukan Mamluk yang bersembunyi mulai keluar dan langsung menghujani pasukan Mongol dengan panah dan meriam kecil dalam penyerangan ini.
Ketika pasukan lawannya sudah berada dalam posisi terdesak, pasukan kavaleri Mamluk lain yang juga bersembunyi serta kemudian disusul oleh Infantrinya langsung menyerbu lawannya dalam empat posisi, menutup jalan keluar bagi pasukan Mongol.
Qitbuka yang menyadari bahwa pasukannya tidak mempunyai harapan lagi untuk melawan pasukan Kaveleri utama pimpinan Baibars dan memenangkan pertempuran, serta pasukannya terpojok ditengah-tengah, segera memerintahkan keseluruhan sisa pasukan yang dimilikinya untuk memfokuskan penyerangan ke posisi sayap kiri pasukan Mamluk pimpinan Al-Mansur Mohammad yang dirasa paling lemah, untuk membuka jalan keluar bagi pasukan yang dipimpinnya. Setelah digempur secara gencar akhirnya posisi sayap kiri pasukan Mamluk menjadi goyah.
Dari dataran tinggi, Sultan Quthuz yang mengamati jalannya pertempuran, melihat posisi sayap kiri pasukannya mulai terbuka akan dijebol pasukan Mongol, seketika itu pula ia membuang topeng bajanya ke tanah hingga wajahnya dapat terlihat oleh seluruh pasukannya, Sambil mengacungkan senjata Ia menggebrak kudanya ke arah posisi sayap kiri pasukannya,dan berteriak keras-keras,
*"Demi Islam!..Demi Islam!"*
Melihat sultannya menuju ke arah mereka, seketika itu pula moral dan semangat bertempur pasukan sayap kiri Mamluk meningkat, mereka kembali meningkatkan pertahanan dan tekanan kepada pasukan Mongol, satu-persatu pasukan Mongol berjatuhan terbunuh termasuk Qitbuka.
Pasukan yang tak pernah terkalahkan akhirnya takluk oleh pejuang Islam yang pemberani dan panji-panji Islam kembali ditegakkan.
Sultan Syaifuddin Muzhaffar al Quthuz meninggal dunia hanya lima puluh hari setelah kemenangan Ain Jalut. Kekuasaannya hanya berusia 11 bulan dan 17 hari. Tidak genap satu tahun!
Berbagai peristiwa bersejarah yang agung, persiapan yang bagus, pendidikan yang tinggi, kemenangan gemilang, hasil yang luar biasa dan dampak yang besar. Ya, semua ini dicapai kurang dari satu tahun di bawah pemerintahan pemuda legendaris ini.
Lalu. Bagaimana dengan kita? Di penghujung Ramadhan ini, apakah yang telah kita persiapkan, korbankan bahkan perjuangkan untuk menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran di sepanjang hidup kita?
Ramadhan adalah bulan perjuangan. Mulai dari perang Badar, perang Tabuk, menggali parit untuk perang Khandaq, penaklukkan Makkah, penaklukkan Andalusia, serta banyak peperangan terjadi di bulan ini termasuk perang Ain Jalut. Maka bukan kebetulan juga jika kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan pada hari jum'at 9 Ramadhan.
Selain bulan perjuangan,Ramadhan juga bulan kemenangan. Maka mari jadikan bulan ramadhan ini sebagai momentum revolusi. Mari kita berjuang, tentu saja bermula dari melawan hawa nafsu kita sendiri untuk menang dan merdeka baik sebagai diri, ummat dan bangsa. Karena tak ada yang tak bisa diraih jika perjuangan (Fight) dikombinasikan dengan keimanan (Faith).
Semoga cerita tersebut diatas menginspirasi kita semua, untuk terus bersiap siaga menjaga kehormatan Islam yang terus digerogoti. [disingkat oleh WhatsApp]
*AKHIRNYA ISLAM RUNTUH*
Hanya dengan kekuatan 200.000 tentara dan berlangsung hanya dalam waktu 40 hari Kekhalifahan Abbasiyah yang bertahta selama 500 tahun dengan segala kebesarannya lenyap dari muka bumi.
Baghdad luluh lantak dihancurkan. 1,8 juta kaum muslimin di Baghdad disembelih dan kepalanya disusun menjadi gunung tengkorak. Tua, muda bahkan kanak-kanak. Laki-laki maupun perempuan, hingga janin di dalam kandungan semua dipenggal.
Khalifah dibantai beserta 50.000 tentara pengawalnya. Sejak pembantaian itu selama 3,5 tahun umat Islam hidup tanpa Khalifah. Tentara yang biadab memusnahkan ribuan perpustakaan yang memuat jutaan kitab-kitab, manuskrip-manuskrip sebagai khazanah peradaban di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam laut sehingga berwarna kehitaman. Siapa pelakunya?
Mereka yang bengis itu disebut Bani Qantura dengan ciri-ciri fisik bermuka lebar dan bermata kecil yang telah diisyaratkan kemunculannya oleh Nabi Muhammad saw. Kita mengenalnya sebagai bangsa Mongol atau Tartar yang kala itu dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan.
Ketika itu, seluruh negeri Islam yaitu Baghdad, Syria dan Asia Tengah sudah jatuh ke tangan tentara Mongol. Hanya tinggal tiga negeri Islam yang belum dimasuki yaitu Makkah, Madinah dan Mesir. Maka Hulagu Khan terus merangsek berupaya menaklukkan negeri yang lain.
Ambisi selanjutnya adalah menaklukan Mesir dan mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir, dimana pemimpin saat itu adalah Sultan Syaifuddin Muzaffar al Quthuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan yang isinya,
*“Dari Raja Raja Timur dan Barat, Khan Agung. Untuk Quthuz Mamluk, yang melarikan diri dari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang terjadi pada negara-negara lain dan tunduk kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukkan kerajaan yang luas dan telah memurnikan bumi dari gangguan yang tercemar itu. Kami telah menaklukkan daerah luas, membantai semua orang. Anda tidak dapat melarikan diri dari teror tentara kami. kemana Anda lari? Jalan apa yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami?*
*Kuda-kuda kami cepat, panah kami tajam, pedang kami seperti petir, hati kami sekeras gunung-gunung, tentara kami banyak seperti pasir. Benteng tidak akan mampu menahan kami, lengan Anda tidak dapat menghentikan laju kami. Doa-doa Anda kepada Allah tidak akan berguna untuk melawan kami. Kami tidak digerakkan oleh air mata atau disentuh oleh ratapan. Hanya orang-orang yang mohon perlindungan akan aman. Mempercepat balasan Anda sebelum perang api dinyalakan.*
*Menolak dan Anda akan menderita bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan masjid Anda dan mengungkapkan kelemahan Tuhanmu, dan kemudian kami akan membunuh anak-anak dan orang tua Anda bersama-sama. Saat ini Andalah satu-satunya musuh yang mesti kami hadapi.”*
Isi surat tersebut jelas-jelas melecehkan kedaulatan Islam, cuma ada dua opsi, menyerah atau berperang. Syaifuddin Quthuz tidak gentar sedikitpun, malah beliau dengan berani menempeleng delegasi Mongol itu dan membunuh mereka karena tertangkap tangan melakukan tindakan spionase. Dengan segera ia menggerakkan pasukannya dan memancing Mongol untuk bertempur di Ain jalut.
Kemudian Al Quthuz segera memobilisasi tentaranya maka terbentuklah pasukan berjumlah 20. 000 orang tentara dan bergerak menuju Ain Jalut di Palestina untuk menantang tentara Mongol. Bahkan istri sang sultan ikut berjuang dan memilih jalan jihad bersama kekasihnya.
Pada malamnya Quthuz dan pasukan Islam melakukan tahajud dan memohon dari Allah demi kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran esok hari. Malam itu adalah malam jum'at 25 Ramadhan, mereka menghabiskan malam mereka dengan tahajud dan doa serta menyerahkan diri kepada Allah. Semoga Allah menerima mereka sebagai hamba-Nya dan memberikan kemuliaan kemenangan atau syahid di medan pertempuran esok hari. Hari di mana mereka menebus semua kematian jutaan umat Islam di tangan Mongol. Hari dimana kekhalifahan Islam akan sirna selamanya jika Mongol berhasil mengalahkan mereka.
JUM’AT, 25 RAMADHAN 658 H
Sultan Quthuz berdiri gagah, ia hendak memotivasi seluruh tentara gabungan Mesir, Syam dan Turki, serta seluruh rakyat Mesir untuk bergerak menuju jihad di jalan Tuhan. Suaranya begitu lantang dan keras, membuat jiwa bergetar, dan mengalirkan air mata, kata-katanya terdengar nyaring, menyerukan jihad paling menentukan dalam sejarah.
*“Jika Mongol memiliki kuda, panah, tameng, dan manjanik. Maka kita punya yang tak terkalahkan oleh apapun, kita punya Allaaaaah,,,,,Azza wa Jalla.”*
Suara takbir bergemuruh, semangat pasukan terbakar, dan rakyat berjanji akan bertempur bersama sultan mati-matian, hingga darah penghabisan.
Bertemulah Kedua kekuatan tersebut di Medan perang Ain jalut, Pasukan Mamluk dengan mengandalkan pasukan kavaleri sebagai kekuatan utama di pimpin oleh Jendral Baibars dengan Sultan Quthuz mengamati dari dataran tinggi sementara Pasukan Mongol dipimpin langsung oleh jendral tangan kanan dan kepercayaan Hulagu Khan, Qitbuka Noyan.
Baibars yang memiliki jumlah pasukan kaveleri yang lebih sedikit menggunakan taktik "hit and run" dalam melawan pasukan Mongol hingga terjadi pertempuran selama berjam-jam sampai pada akhirnya pasukan Mongol jatuh ketengah-tengah perangkap pasukan Mamluk.
Melihat lawannya sudah masuk kedalam perangkap, pasukan Mamluk yang bersembunyi mulai keluar dan langsung menghujani pasukan Mongol dengan panah dan meriam kecil dalam penyerangan ini.
Ketika pasukan lawannya sudah berada dalam posisi terdesak, pasukan kavaleri Mamluk lain yang juga bersembunyi serta kemudian disusul oleh Infantrinya langsung menyerbu lawannya dalam empat posisi, menutup jalan keluar bagi pasukan Mongol.
Qitbuka yang menyadari bahwa pasukannya tidak mempunyai harapan lagi untuk melawan pasukan Kaveleri utama pimpinan Baibars dan memenangkan pertempuran, serta pasukannya terpojok ditengah-tengah, segera memerintahkan keseluruhan sisa pasukan yang dimilikinya untuk memfokuskan penyerangan ke posisi sayap kiri pasukan Mamluk pimpinan Al-Mansur Mohammad yang dirasa paling lemah, untuk membuka jalan keluar bagi pasukan yang dipimpinnya. Setelah digempur secara gencar akhirnya posisi sayap kiri pasukan Mamluk menjadi goyah.
Dari dataran tinggi, Sultan Quthuz yang mengamati jalannya pertempuran, melihat posisi sayap kiri pasukannya mulai terbuka akan dijebol pasukan Mongol, seketika itu pula ia membuang topeng bajanya ke tanah hingga wajahnya dapat terlihat oleh seluruh pasukannya, Sambil mengacungkan senjata Ia menggebrak kudanya ke arah posisi sayap kiri pasukannya,dan berteriak keras-keras,
*"Demi Islam!..Demi Islam!"*
Melihat sultannya menuju ke arah mereka, seketika itu pula moral dan semangat bertempur pasukan sayap kiri Mamluk meningkat, mereka kembali meningkatkan pertahanan dan tekanan kepada pasukan Mongol, satu-persatu pasukan Mongol berjatuhan terbunuh termasuk Qitbuka.
Pasukan yang tak pernah terkalahkan akhirnya takluk oleh pejuang Islam yang pemberani dan panji-panji Islam kembali ditegakkan.
Sultan Syaifuddin Muzhaffar al Quthuz meninggal dunia hanya lima puluh hari setelah kemenangan Ain Jalut. Kekuasaannya hanya berusia 11 bulan dan 17 hari. Tidak genap satu tahun!
Berbagai peristiwa bersejarah yang agung, persiapan yang bagus, pendidikan yang tinggi, kemenangan gemilang, hasil yang luar biasa dan dampak yang besar. Ya, semua ini dicapai kurang dari satu tahun di bawah pemerintahan pemuda legendaris ini.
Lalu. Bagaimana dengan kita? Di penghujung Ramadhan ini, apakah yang telah kita persiapkan, korbankan bahkan perjuangkan untuk menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran di sepanjang hidup kita?
Ramadhan adalah bulan perjuangan. Mulai dari perang Badar, perang Tabuk, menggali parit untuk perang Khandaq, penaklukkan Makkah, penaklukkan Andalusia, serta banyak peperangan terjadi di bulan ini termasuk perang Ain Jalut. Maka bukan kebetulan juga jika kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan pada hari jum'at 9 Ramadhan.
Selain bulan perjuangan,Ramadhan juga bulan kemenangan. Maka mari jadikan bulan ramadhan ini sebagai momentum revolusi. Mari kita berjuang, tentu saja bermula dari melawan hawa nafsu kita sendiri untuk menang dan merdeka baik sebagai diri, ummat dan bangsa. Karena tak ada yang tak bisa diraih jika perjuangan (Fight) dikombinasikan dengan keimanan (Faith).
Semoga cerita tersebut diatas menginspirasi kita semua, untuk terus bersiap siaga menjaga kehormatan Islam yang terus digerogoti. [disingkat oleh WhatsApp]
Kisah Sedekah Ali bin Abi Thalib 1
▼
Rabu, 03 April 2013
Kisah Sedekah Ali bin Abi Thalib
Sepulang dari rumah Rasulullah saw, Imam Ali bin Abi Thalib menemui istri tercintanya, Fatimah az-Zahra
“wahai wanita mulia, apakah engkau mempunyai makanan unutk suamimu?”
“Demi Allah, aku tidak mempunyai sesuatu” jawab Fatimah ini ada enam dirham dari Salman ketika aku memintal. Akan aku belikan makanan untuk Hasan dan Husain.”
“Biar aku saja yang beli. Mana uang itu?”
Fatimah segera menyerahkan enam dirham kepada Ali. Sesaat kemudian Ali pergi kembali untuk membeli makanan. Ditengah jalan, Ali bertemu seorang laki-laki yang mengatakan,”Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu menepati janji ?”
Tanpa pikir panjang, Ali menyerahkan enam dirham kepada laki-laki itu. Lalu ia pulang dengan tangan hampa. Fatimah yang mengetahui kehadirannya, hanya menangis.
“Wahai wanita mulia, mengapa menangis?”
“Wahai, suamiku, engkau telah pulang tanpa membawa sesuatu?”
“Wahai wanita mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.”
“Kalau begitu, sungguh aku mendukung perbuatanmu.”
Ali kemudian keluar rumah lagi, berniat menemui Rasulullah saw. Di tengah jalan, ia dihampiri oleh seorang badui yang menuntun unta.
“Hai, Aba al-Hasan,”sapa Badui itu.”Belilah unta ini.”
“Aku tidak mempunyai uang,” jawab Ali.
“Engkau bisa membayarnya kapan saja.”
“Berapa ?” tanya Ali berminat.
“Tidak mahal, seratus dirham.”
“Baiklah, aku beli,” kata Ali yang kemudian melanjutkan perjalannya sambil menuntun unta. Baru beberapa langkah ia berjalan kaki, seorang badui lain menghampirinya.
“Hai Abu Hasan,”tegur Badui itu, “apakah unta ini akan engkau jual?”
“Ya.”
“Berapa?”
“Tiga ratus dirham.”
“Baiklah aku beli,” Badui itu mengambil alih tali unta dan membayarnya kontan tiga ratus dirham.
Selanjutnya Alisegera pulang mengabarkan peristiwa yang baru dialaminya itu kepada Fatimah.
“Apakah yang engkau bawa itu, wahai Abu Hasan?” sambut Fatimah
Selanjutnya Ali segera menemui nabi Muhammad saw. Melihat Ali memasuki masjid, Rasulullah saw tersenyum.
“Hai Abu Hasan, kau yang bercerita atau aku yang bercerita?”
“Enagkau saja yang bercerita, wahai Rasulullah.”
“Hai, Abu Hasan, tahulah engkau, siapa badui yang menjual unta dan badui yang membeli unta tadi
“Tidak,” Ali menggeleng, “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu.”
“Berbahagialah kamu. Kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Allah memberimu tiga ratus dirham. Tiap satu dirham mendapatkan ganti lima puluh dirham,” papar Rasulullah saw.”Badui yang pertama menemuimu itu Jibril, dan yang kedua itu Mikail.”
Itulah sepenggal cerita dari banyaknya balasan dari Allah melalui sedekah. Dari kisah balasan berkah, bebas dari hutang padahal lagi susah, menyembuhkan penyakit, menolak bencana, hingga membuka pintu surga. Pada intinya dapat balasan dari Nya, walaupun niat anda tanpa tertuju kepadaNya tapi balasanNya juga berbeda. Misal : dia muslim atau nonmuslim tapi niat sedekahnya bukan karenaNya dapat balasan juga dariNya hanya untuk didunia saja. Alangkah indahnya, bila kita sebagai muslim sejati bersedekah dengan niat Ikhlas kepada Allah swt, balasan nya di dapat di dunia dan di akhirat.
Dari sekilas cerita diatas, ,”Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu menepati janji ?”. Kata “meminjam” disini dipakai oleh Sang Maha Kaya dari semesta alam ini kepada umatnya, subhanallah. Padahal kita ciptaanNya meminjamkan kepadaNya.
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al Baqarah: 245) Inilah suatu ujian apakah kita sebagai Muslim sejati mau berkorban di jalanNya dan mendapat balasan berlipat-lipat.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261).
Bersegeralah melaksanakan sedekah dari harta yang diperoleh sebelum habis masa waktu yang diberikan olehNya. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang lalim. (QS. Al Baqarah: 254)
Dan bersegeralah menjadi orang yang bertakwa kepadaNya. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al Imran: 133-134).9 Keuntungan Umat Nabi Muhammad SAW
Rabu, 1 Juli 2015 - 14:26 WIB
9 Keuntungan Jadi Umat Nabi Muhammad SAW
ilustrasi. (istimewa)
Sejak Allah SWT menciptakan alam semesta, kemudian menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, terlihatlah segala keistimewaan-keistimewaan bagi para pengikutnya yang belum pernah Allah berikan kepada umat sebelumnya.
Sang Khaliq atau Pencipta menjadikan umat ini sebagai umat terbaik, kemudian menjadikan mereka sebagai pewaris para nabi dan memberikan keleluasaan untuk menganut aturan yang menghukum apa yang mereka lakukan berdasarkan ijtihad (menetapkan hukum suatu perkara berdasarkan Alquran dan hadis).
Berikut sembilan keuntungan menjadi umat Nabi Muhammad SAW:
1. Sebagai Umat Akhir Zaman
Allah SWT telah memilih kita sebagai umat akhir zaman. Dimana tidak ada lagi umat lain yang akan diciptakan oleh Allah setelah kita.
Walaupun demikian, pada hari akhir nanti di padang mahsyar, Allah menyusun umat Nabi Muhammad di shaf pertama. Walaupun umat Nabi Adam As yang tak lain adalah umat pertama yang dijadikan Allah.
Ini menunjukkan betapa kasih dan sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW karena Allah tidak mau umat kekasih-Nya berada terlalu lama di padang mahsyar.
Selanjutnya...
Coba bayangkan berapa lama umat manusia perlu berada di padang mahsyar. Karena, ada ribuan juta manusia yang dihisab seorang demi seorang oleh Allah SWT, dan Allah SWT telah memilih umat Nabi Muhammad SAW untuk dihisab terlebih dahulu berada di barisan pertama
2. Pahala Berlipat Ganda
Segala kebaikan yang dilakukan umat Nabi Muhammad akan dibalas dengan berlipat ganda. Satu amalan dibalas dengan 10 kebijakan. Jika kita salat berjamaah maka pahala yang kita dapatkan 27 derajat.
Begitu tanda sayang Allah SWT terhadap umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan umat terdahulu. Kemudian satu kesalahan yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran dengan satu dosa yang setimpal.
3. Syafa'at Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafaat atau pertolongan untuk umatnya di akhir zaman nanti. Sedangkan umat terdahulu tidak mempunyai pembela sebagaimana umatnya Nabi Muhammad.
Keistimewaan itu merupakan kasih sayang Allah terhadap umatnya Nabi Muhammad SAW. Maka itu, perbanyaklah membaza dzikir dan salawat untuk Nabi Muhammad sebagai kecintaan kita terhadap beliau.
Selanjutnya...
Rasulullah SAW bersabda, "Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat." Ini adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan kepemimpinannya kepada semua manusia sebagai bentuk kenikmatan Allah dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepadanya, bukan bentuk kesombongan. Allah SWT berfirman:
Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur). (QS. Ad-Dhuha: 11)
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin semua manusia di dunia dan akhirat. Di akhirat, semua manusia mengakui kepemimpin dan keutamaannya, baik manusia yang beriman maupun durhaka, manusia yang bahagia maupun celaka. Sementara itu, di dunia, tidak semua manusia mengakui kepemimpinannya kecuali manusia yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
4. Penangguhan Siksaan di Dunia
Umat Nabi Muhammad SAW tidak akan disiksa oleh Allah hingga tiba hari akhirat kelak. Nabi Muhammad SAW telah memohon kepada Allah supaya memberikan peluang kepada umatnya agar bisa bertaubat kepada Allah terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Meski demikian, manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai potensi berbuat baik atau jahat, taat atau durhaka. Setiap orang pernah berbuat dosa, kecuali yang dijaga Allah darinya.
"Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi ini satu makhluk melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang telah ditentukan. Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Faathir: 45)
Selanjutnya....
5. Malam Lailatul Qodar
Umat Nabi Muhammad diberikah malam seribu bulan atau Malam Lailatul Qodar. Malam yang hanya ada pada bulan Ramadan. Karena, sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul tidak ada bulan Ramadan atau bulan Ummatku (umat Nabi Muhammad).
Pada malam Lailatul Qodar juga diturunkannya Alquran. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar ayat 4-5.
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar"
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran: 110).
Satu kisah berkaitan dengan nabi yang digelar Kalamullah (nabi yang dapat berkata kata dengan Allah SWT) yaitu nabi Musa As.
Selanjutnya...
Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Abu Hurairah Radliyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, bahwa ketika Nabi Musa diberi kitab Taurat, maka di dalamnya ia menemukan kabar tentang umat ini. Lalu Nabi Musa As bertanya kepada Allah:
"Ya Tuhanku!. Aku menemukan dalam lembaran-lembaran Taurat berita tentang umat yang disebut sebagai umat yang paling akhir dan paling terdepan. Maka jadikanlah mereka sebagai umatku".
Allah menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad".
Nabi Musa bersabda: "Aku menemukan dalam lembaran Taurat umat yang kitab sucinya berada di hati mereka, sementara mereka membacanya. Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah!. Aku menemukan dalam lembaran Taurat, umat yang dihalalkan makan harta rampasan (fa'i). Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad".
Nabi Musa bersabda: Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang menjadikan shadaqah dalam perut mereka, sementara mereka mendapatkan pahala. Jadikan mereka umatku!".
Selanjutnya....
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang ketika salah satu mereka menginginkan satu kebaikan tetapi tidak melakukankan, maka akan diberi satu pahala. Jika dilakukan, maka akan dicatat dengan 10 kebaikan. Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menermukan dalam Taurat, umat yang ketika di antara mereka menginginkan keburukan, lalu tidak dilakukannya, maka tidak akan dicatat baginya sesuatupun. Dan jika ia melakukannya maka hanya dicatatan satu keburukan. Jadikan mereka umatku!"
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat umat yang diberi ilmu yang pertama dan ilmu yang terakhir. Lalu mereka memerangi Dajjal. Jadikan mereka umatku!"
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Selanjutnya...
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Jadikanlah aku sebagai umat Muhammad. Jika demikian, maka aku telah diberi dua perkara".
Allah berfirman: "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu di atas manusia dengan risalah dan kalamKu. Maka ambilah apa yang telah aku beri dan jadilah engkau dari golongan orang-orang yang bersyukur".
Nabi Musa bersabda: "Aku ridho Wahai Tuhanku!".
6. Dihalalkan Ghanimah
Ghanimah adalah hasil rampasan perang. Harta ini halal bagi umat Muhammad dengan segala ketentuan yang telah disyariatkan. Bagi umat terdahulu ghanimah tidak dihalalkan
7. Disucikannya Bumi
Bagi umat terdahulu, tidak semua bumi suci, sehingga mereka tidak melakukan ibadah kecuali di dalam tempat-tempat peribadatan mereka. Bagi umat Muhammad, seluruh bagian bumi suci dan sah untuk dijadikan tempat salat.
Selanjutnya...
Debunya juga suci, sehingga sah untuk dijadikan alat untuk bertayammum.
Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Telah dijadikan bumi kesemuanya bagiku dan umatku sebagai masjid dan suci"
8. Disyariatkannya Wudlu
Al-Halimi menuturkan dalam hadits Al-Bukhari
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil di akhirat nanti dengan panggilan Ghurrah muhajjalin, karena atsar wudlu".
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan, bahwa apa yang disampaikan Al-Halimi ini perlu dipertimbangkan. Karena dalam Al-Bukhari juga disebutkan kisah Sarah bersama malaikan yang memberinya Hajar, bahwa Sarah ketika Malaikat ingin mendekatinya, maka ia berdiri, berwudlu dan melakukan salat.
Selanjutnya...
Oleh sebab itu, kesimpulan yang jelas adalah yang menjadi keistimewaan umat ini adalah Ghurrah dan Tahjil bukan wudlu' itu sendiri. Hal ini telah disharihkan dalam Riwayat Muslim dari Abu Hurairah berupa hadits marfu', Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Bagi kalian sebuah tanda yang tidak dimiliki oleh seseorangpun dari selain kalian".
Tahjil adalah meratakan membasuh kedua tangan hingga lengan dan membasuh kaki hingga betis. Ghurrah adalah meratakan membasuh bagian depan kepala dan leher saat membasuh muka dalam wudlu'.
9. Dikumpulkannya Salat Lima Waktu
Bagi umat terdahulu salat lima waktu tidak diwajibkan.
Subuh, manusia pertama yang melakukan salat ini adalah Nabi Adam As, yaitu saat Adam diturunkan ke Bumi untuk menjadi khalifah (pengelola) di muka bumi. Konon Adam megerjakan salat dua rakaat, menjelang terbit fajar.
Rakaat pertama, sebagai tanda syukur karena terlepas dari kegelapan malam. Sedangkan rakaat kedua, bersyukur atas datangnya siang.
Selanjutnya...
Zuhur, manusia yang pertama kali yang mengerjakan salat ini adalah Nabi Ibrahim As, saat Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk menyembelih putranya Nabi Ismail As, dan Allah mengantikannya dengan seekor domba. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujud Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama, adalah sebagai tanda bersyukur bagi penebusan, yang kedua adalah tanda syukur atas dihilangkannya kedukaan dari dirinya dan anaknya, ketiga tanda syukur atas keridhaan Allah, dan keempat tanda syukur karena Allah menganti tebusannya.
Ashar, manusia yang pertama kali melakukannya adalah Nabi Yunus, saat dia keluar dari perut ikan Nun atau ikan paus. Ikan nun mengeluarkan Nabi Yunus dari perutnya ke tepi pantai, sedangkan waktu itu telah masuk waktu Ashar. Maka, bersyukurlah Nabi Yunus dan mendirikan salat empat rakaat karena terhindar dari empat kegelapan.
Rakaat pertama, kegelapan akibat kesalahan meninggalkan kaumnya. Kedua, kegelapan malam dalam lautan. Ketiga, kegelapan malam akibat berhari-hari lamanya di dalam perut ikan nun, dan keempat kegelapan dalam perut ikan nun.
Maghrib, manusia yang pertama mengerjakannya adalah Nabi Isa As, yakni Allah SWT mengeluarkannya dari kejahilan dan kebodohan kaumnya. Sedang waktu itu telah terbenam matahari.
Maka, nabi Isa bersyukur dan bersujud sebanyak tiga kali. Rakaat pertama adalah untuk menafikkan bahwa tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, kedua menafikkan zina yang dituduhkan atas ibunya, dan yang ketiga untuk meyakinkan kaumnya bahwa tuhan itu hanya satu dan bukan tiga.
Isya, manusia yang pertama melakukannya adalah Musa As, ketika itu Nabi Musa tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dalam dadanya penuh dengan duka cita. Allah swt menghilang kan semua perasaan duka citanya pada waktu malam.
Lalu, salatlah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur. Rakaat pertama sebagai tanda duka cita terhadap istrinya, kedua sebagai tanda duka cita terhadap Fir’aun, yang ketiga tanda duka cita terhadap saudaranya Harun, dan yang keempat adalah tanda duka cita terhadap anak Fir’aun.
Sebagaimana diketahui bahwa Nabiyullah Muhammad SAW menerima perintah salat pada 27 Rajab tahun 11 kenabian atau 2 tahun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah. Salat lima waktu yang dilakukan adalah Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya.
Dan waktu salat sudah ditentukan oleh Allah dalam QS. Al-Isra : 78,
"Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)".
Selanjutnya...
Ayat di atas menerangkan tentang waktu salat, dimana saat matahari tergelincir adalah Zuhur dan Ashar, kemudian salat yang dilakukan saat malam adalah Maghrib dan Isya, kemudian salat Subuh langsung disebutkan di ayat tersebut.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber dan pengetahuan.
(lis)
9 Keuntungan Jadi Umat Nabi Muhammad SAW
ilustrasi. (istimewa)
Sejak Allah SWT menciptakan alam semesta, kemudian menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, terlihatlah segala keistimewaan-keistimewaan bagi para pengikutnya yang belum pernah Allah berikan kepada umat sebelumnya.
Sang Khaliq atau Pencipta menjadikan umat ini sebagai umat terbaik, kemudian menjadikan mereka sebagai pewaris para nabi dan memberikan keleluasaan untuk menganut aturan yang menghukum apa yang mereka lakukan berdasarkan ijtihad (menetapkan hukum suatu perkara berdasarkan Alquran dan hadis).
Berikut sembilan keuntungan menjadi umat Nabi Muhammad SAW:
1. Sebagai Umat Akhir Zaman
Allah SWT telah memilih kita sebagai umat akhir zaman. Dimana tidak ada lagi umat lain yang akan diciptakan oleh Allah setelah kita.
Walaupun demikian, pada hari akhir nanti di padang mahsyar, Allah menyusun umat Nabi Muhammad di shaf pertama. Walaupun umat Nabi Adam As yang tak lain adalah umat pertama yang dijadikan Allah.
Ini menunjukkan betapa kasih dan sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW karena Allah tidak mau umat kekasih-Nya berada terlalu lama di padang mahsyar.
Selanjutnya...
Coba bayangkan berapa lama umat manusia perlu berada di padang mahsyar. Karena, ada ribuan juta manusia yang dihisab seorang demi seorang oleh Allah SWT, dan Allah SWT telah memilih umat Nabi Muhammad SAW untuk dihisab terlebih dahulu berada di barisan pertama
2. Pahala Berlipat Ganda
Segala kebaikan yang dilakukan umat Nabi Muhammad akan dibalas dengan berlipat ganda. Satu amalan dibalas dengan 10 kebijakan. Jika kita salat berjamaah maka pahala yang kita dapatkan 27 derajat.
Begitu tanda sayang Allah SWT terhadap umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan umat terdahulu. Kemudian satu kesalahan yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran dengan satu dosa yang setimpal.
3. Syafa'at Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafaat atau pertolongan untuk umatnya di akhir zaman nanti. Sedangkan umat terdahulu tidak mempunyai pembela sebagaimana umatnya Nabi Muhammad.
Keistimewaan itu merupakan kasih sayang Allah terhadap umatnya Nabi Muhammad SAW. Maka itu, perbanyaklah membaza dzikir dan salawat untuk Nabi Muhammad sebagai kecintaan kita terhadap beliau.
Selanjutnya...
Rasulullah SAW bersabda, "Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat." Ini adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan kepemimpinannya kepada semua manusia sebagai bentuk kenikmatan Allah dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepadanya, bukan bentuk kesombongan. Allah SWT berfirman:
Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur). (QS. Ad-Dhuha: 11)
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin semua manusia di dunia dan akhirat. Di akhirat, semua manusia mengakui kepemimpin dan keutamaannya, baik manusia yang beriman maupun durhaka, manusia yang bahagia maupun celaka. Sementara itu, di dunia, tidak semua manusia mengakui kepemimpinannya kecuali manusia yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
4. Penangguhan Siksaan di Dunia
Umat Nabi Muhammad SAW tidak akan disiksa oleh Allah hingga tiba hari akhirat kelak. Nabi Muhammad SAW telah memohon kepada Allah supaya memberikan peluang kepada umatnya agar bisa bertaubat kepada Allah terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Meski demikian, manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai potensi berbuat baik atau jahat, taat atau durhaka. Setiap orang pernah berbuat dosa, kecuali yang dijaga Allah darinya.
"Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi ini satu makhluk melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang telah ditentukan. Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Faathir: 45)
Selanjutnya....
5. Malam Lailatul Qodar
Umat Nabi Muhammad diberikah malam seribu bulan atau Malam Lailatul Qodar. Malam yang hanya ada pada bulan Ramadan. Karena, sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul tidak ada bulan Ramadan atau bulan Ummatku (umat Nabi Muhammad).
Pada malam Lailatul Qodar juga diturunkannya Alquran. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar ayat 4-5.
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar"
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran: 110).
Satu kisah berkaitan dengan nabi yang digelar Kalamullah (nabi yang dapat berkata kata dengan Allah SWT) yaitu nabi Musa As.
Selanjutnya...
Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Abu Hurairah Radliyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, bahwa ketika Nabi Musa diberi kitab Taurat, maka di dalamnya ia menemukan kabar tentang umat ini. Lalu Nabi Musa As bertanya kepada Allah:
"Ya Tuhanku!. Aku menemukan dalam lembaran-lembaran Taurat berita tentang umat yang disebut sebagai umat yang paling akhir dan paling terdepan. Maka jadikanlah mereka sebagai umatku".
Allah menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad".
Nabi Musa bersabda: "Aku menemukan dalam lembaran Taurat umat yang kitab sucinya berada di hati mereka, sementara mereka membacanya. Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah!. Aku menemukan dalam lembaran Taurat, umat yang dihalalkan makan harta rampasan (fa'i). Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad".
Nabi Musa bersabda: Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang menjadikan shadaqah dalam perut mereka, sementara mereka mendapatkan pahala. Jadikan mereka umatku!".
Selanjutnya....
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang ketika salah satu mereka menginginkan satu kebaikan tetapi tidak melakukankan, maka akan diberi satu pahala. Jika dilakukan, maka akan dicatat dengan 10 kebaikan. Jadikan mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menermukan dalam Taurat, umat yang ketika di antara mereka menginginkan keburukan, lalu tidak dilakukannya, maka tidak akan dicatat baginya sesuatupun. Dan jika ia melakukannya maka hanya dicatatan satu keburukan. Jadikan mereka umatku!"
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat umat yang diberi ilmu yang pertama dan ilmu yang terakhir. Lalu mereka memerangi Dajjal. Jadikan mereka umatku!"
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad"
Selanjutnya...
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Jadikanlah aku sebagai umat Muhammad. Jika demikian, maka aku telah diberi dua perkara".
Allah berfirman: "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu di atas manusia dengan risalah dan kalamKu. Maka ambilah apa yang telah aku beri dan jadilah engkau dari golongan orang-orang yang bersyukur".
Nabi Musa bersabda: "Aku ridho Wahai Tuhanku!".
6. Dihalalkan Ghanimah
Ghanimah adalah hasil rampasan perang. Harta ini halal bagi umat Muhammad dengan segala ketentuan yang telah disyariatkan. Bagi umat terdahulu ghanimah tidak dihalalkan
7. Disucikannya Bumi
Bagi umat terdahulu, tidak semua bumi suci, sehingga mereka tidak melakukan ibadah kecuali di dalam tempat-tempat peribadatan mereka. Bagi umat Muhammad, seluruh bagian bumi suci dan sah untuk dijadikan tempat salat.
Selanjutnya...
Debunya juga suci, sehingga sah untuk dijadikan alat untuk bertayammum.
Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Telah dijadikan bumi kesemuanya bagiku dan umatku sebagai masjid dan suci"
8. Disyariatkannya Wudlu
Al-Halimi menuturkan dalam hadits Al-Bukhari
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil di akhirat nanti dengan panggilan Ghurrah muhajjalin, karena atsar wudlu".
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan, bahwa apa yang disampaikan Al-Halimi ini perlu dipertimbangkan. Karena dalam Al-Bukhari juga disebutkan kisah Sarah bersama malaikan yang memberinya Hajar, bahwa Sarah ketika Malaikat ingin mendekatinya, maka ia berdiri, berwudlu dan melakukan salat.
Selanjutnya...
Oleh sebab itu, kesimpulan yang jelas adalah yang menjadi keistimewaan umat ini adalah Ghurrah dan Tahjil bukan wudlu' itu sendiri. Hal ini telah disharihkan dalam Riwayat Muslim dari Abu Hurairah berupa hadits marfu', Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Bagi kalian sebuah tanda yang tidak dimiliki oleh seseorangpun dari selain kalian".
Tahjil adalah meratakan membasuh kedua tangan hingga lengan dan membasuh kaki hingga betis. Ghurrah adalah meratakan membasuh bagian depan kepala dan leher saat membasuh muka dalam wudlu'.
9. Dikumpulkannya Salat Lima Waktu
Bagi umat terdahulu salat lima waktu tidak diwajibkan.
Subuh, manusia pertama yang melakukan salat ini adalah Nabi Adam As, yaitu saat Adam diturunkan ke Bumi untuk menjadi khalifah (pengelola) di muka bumi. Konon Adam megerjakan salat dua rakaat, menjelang terbit fajar.
Rakaat pertama, sebagai tanda syukur karena terlepas dari kegelapan malam. Sedangkan rakaat kedua, bersyukur atas datangnya siang.
Selanjutnya...
Zuhur, manusia yang pertama kali yang mengerjakan salat ini adalah Nabi Ibrahim As, saat Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk menyembelih putranya Nabi Ismail As, dan Allah mengantikannya dengan seekor domba. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujud Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama, adalah sebagai tanda bersyukur bagi penebusan, yang kedua adalah tanda syukur atas dihilangkannya kedukaan dari dirinya dan anaknya, ketiga tanda syukur atas keridhaan Allah, dan keempat tanda syukur karena Allah menganti tebusannya.
Ashar, manusia yang pertama kali melakukannya adalah Nabi Yunus, saat dia keluar dari perut ikan Nun atau ikan paus. Ikan nun mengeluarkan Nabi Yunus dari perutnya ke tepi pantai, sedangkan waktu itu telah masuk waktu Ashar. Maka, bersyukurlah Nabi Yunus dan mendirikan salat empat rakaat karena terhindar dari empat kegelapan.
Rakaat pertama, kegelapan akibat kesalahan meninggalkan kaumnya. Kedua, kegelapan malam dalam lautan. Ketiga, kegelapan malam akibat berhari-hari lamanya di dalam perut ikan nun, dan keempat kegelapan dalam perut ikan nun.
Maghrib, manusia yang pertama mengerjakannya adalah Nabi Isa As, yakni Allah SWT mengeluarkannya dari kejahilan dan kebodohan kaumnya. Sedang waktu itu telah terbenam matahari.
Maka, nabi Isa bersyukur dan bersujud sebanyak tiga kali. Rakaat pertama adalah untuk menafikkan bahwa tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, kedua menafikkan zina yang dituduhkan atas ibunya, dan yang ketiga untuk meyakinkan kaumnya bahwa tuhan itu hanya satu dan bukan tiga.
Isya, manusia yang pertama melakukannya adalah Musa As, ketika itu Nabi Musa tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dalam dadanya penuh dengan duka cita. Allah swt menghilang kan semua perasaan duka citanya pada waktu malam.
Lalu, salatlah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur. Rakaat pertama sebagai tanda duka cita terhadap istrinya, kedua sebagai tanda duka cita terhadap Fir’aun, yang ketiga tanda duka cita terhadap saudaranya Harun, dan yang keempat adalah tanda duka cita terhadap anak Fir’aun.
Sebagaimana diketahui bahwa Nabiyullah Muhammad SAW menerima perintah salat pada 27 Rajab tahun 11 kenabian atau 2 tahun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah. Salat lima waktu yang dilakukan adalah Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya.
Dan waktu salat sudah ditentukan oleh Allah dalam QS. Al-Isra : 78,
"Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)".
Selanjutnya...
Ayat di atas menerangkan tentang waktu salat, dimana saat matahari tergelincir adalah Zuhur dan Ashar, kemudian salat yang dilakukan saat malam adalah Maghrib dan Isya, kemudian salat Subuh langsung disebutkan di ayat tersebut.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber dan pengetahuan.
(lis)
Sabtu, 02 Juli 2016
Menuju Masa Tua
"MENUJU MASA TUA"
1. Sisa umur ini pendek,
"selagi selera.....makanlah"
"selagi layak........pakailah"
"Selagi manfaat......belilah"
"Selagi bisa.....berbagilah"
"Silaturahmi....lakukanlah"
Nikmati hidup apa adanya!
2. Dulu kita berusaha, utk memiliki. Kini saatnya untuk melepas, harta, tahta, anak, istri semua akan kembali kepada-NYA. Bahagia terletak pada keikhlasan.
3. Sehari berlalu, umur berkurang, berbuat baiklah karena kita tidak tahu kapan akan dipanggil.
4. Hidup ini sangat singkat dalam sekejap kita mulai tua dan pasti masuk pusara.
5. Jangan tengok ke atas krn akan selalu kurang, tengok ke bawah bisa merasa cukup dan syukuri apa adanya pasti bahagia. Bersyukurlah!
6. Yang terbaik adalah berbuat baik, membantu orang lain. Jangan menyakiti, latih diri dgn berbaik sangka , agar sehat lahir batin.
7. Kasih orang tua tidak ada batas. Sadarlah, bila anak sakit, orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit anak cuma tengok dan bertanya.
Anak-anak memakai uang orang tua seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti rikuh. Cukupilah diri sendiri jangan berharap pemberian anak.
8. Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. Sadarilah!
9. Orang tua selalu mendoakan anak, tapi anak jarang mendoakan orang tua. Maka bekali kubur kita dgn amal yg banyak, jangan bergantung pada doa anak.
10. Kebaikan dan keburukan sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati. Sikapi dg jujur, syukur dan sabar.
SELAMAT MENIKMATI "HARI TUA"
May Allah SWT bless us, always and ever after...👍🏽👍🏽 met pagiiiii ...
1. Sisa umur ini pendek,
"selagi selera.....makanlah"
"selagi layak........pakailah"
"Selagi manfaat......belilah"
"Selagi bisa.....berbagilah"
"Silaturahmi....lakukanlah"
Nikmati hidup apa adanya!
2. Dulu kita berusaha, utk memiliki. Kini saatnya untuk melepas, harta, tahta, anak, istri semua akan kembali kepada-NYA. Bahagia terletak pada keikhlasan.
3. Sehari berlalu, umur berkurang, berbuat baiklah karena kita tidak tahu kapan akan dipanggil.
4. Hidup ini sangat singkat dalam sekejap kita mulai tua dan pasti masuk pusara.
5. Jangan tengok ke atas krn akan selalu kurang, tengok ke bawah bisa merasa cukup dan syukuri apa adanya pasti bahagia. Bersyukurlah!
6. Yang terbaik adalah berbuat baik, membantu orang lain. Jangan menyakiti, latih diri dgn berbaik sangka , agar sehat lahir batin.
7. Kasih orang tua tidak ada batas. Sadarlah, bila anak sakit, orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit anak cuma tengok dan bertanya.
Anak-anak memakai uang orang tua seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti rikuh. Cukupilah diri sendiri jangan berharap pemberian anak.
8. Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. Sadarilah!
9. Orang tua selalu mendoakan anak, tapi anak jarang mendoakan orang tua. Maka bekali kubur kita dgn amal yg banyak, jangan bergantung pada doa anak.
10. Kebaikan dan keburukan sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati. Sikapi dg jujur, syukur dan sabar.
SELAMAT MENIKMATI "HARI TUA"
May Allah SWT bless us, always and ever after...👍🏽👍🏽 met pagiiiii ...
Anak Ayam bertanya pada Induknya
Anak ayam bertanya pada induknya.
Anak ayam : Mak, kita semua kok namanya sama. Yaitu ayam. Ga seperti manusia. masih kecil sudah punya nama..Sunu,Kenyeng,Djoni..
Induk ayam : Nak! Manusia yg masih hidup namanya memang banyak, tapi nanti kalau sudah mati, namanya satu. Yaitu.. Mayit.
Beda dengan kita. Kalau kita udah mati, baru namanya banyak. Ada yang namanya Ayam goreng, Ayam bakar, Ayam pop, Ayam penyet, Sate ayam, Opor ayam, Gulai ayam, Rendang ayam banyak lagi.
Anak ayam : Oh gitu, Mak!
Anak ayam : Mak, kita semua kok namanya sama. Yaitu ayam. Ga seperti manusia. masih kecil sudah punya nama..Sunu,Kenyeng,Djoni..
Induk ayam : Nak! Manusia yg masih hidup namanya memang banyak, tapi nanti kalau sudah mati, namanya satu. Yaitu.. Mayit.
Beda dengan kita. Kalau kita udah mati, baru namanya banyak. Ada yang namanya Ayam goreng, Ayam bakar, Ayam pop, Ayam penyet, Sate ayam, Opor ayam, Gulai ayam, Rendang ayam banyak lagi.
Anak ayam : Oh gitu, Mak!
Langganan:
Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar